Pada suatu hari di Indonesia, saat kita duduk di warteg, disebelah atau di depan kita ada yang merokok, sementara kita tidak merokok. Dan asap rokok itu mengganggu kita, beranikah kita menegur sang perokok agak mematikan rokoknya? mungkin sebagian kita dengan alasan tidak enak tetap membiarkan dia merokok atau kita yang menghindar. Mungkin juga kalau kita nekad menegur sang perokok, maka yang terjadi malah cacian dari mereka sambil meminta kita yang menjauh dari mereka. Atau, cerita lain, kita dipanggil oleh bos keruangannya dan ketika kita masuk ke ruangan sang bos, dia sedang merokok. Beranikah kita meminta bos kita untuk mematikan rokoknya baru kita mau masuk ke ruangan dia? hmm… sepertinya susah ya he he he

Namun disini… orang di negeri yang jauh dari Indonesia, Orang Saudi saya suka menyebutnya, mereka memang sangat berbeda. Dimana saja, dirumah makan, di angkutan umum, di manapun tempatnya, ketika ada orang Saudi yang merokok dan asapnya kebetulan mengganggu kita. Maka kalau kita meminta mereka matikan rokoknya dengan alasan menggangu kita, dengan mudahnya mereka akan langsung mematikan disertai permohonan maaf. Saya sendiri pernah menolak masuk ke ruangan bos saya yang perokok, apabila saat dia memanggil saya dia belum matikan rokoknya di ruangan dia. Sebagai bos, dia tidak marah atas sikap saya itu.

Terlepas soal apapun tentang hukum rokok, Orang Saudi dan mungkin orang dari manapun, menganggap bahwa rokok adalah sebuah kebiasaan buruk. Nah yang unik pada orang Saudi, bukan hanya untuk rokok, untuk kebiasaan buruk lainnya yang mereka lakukan dan apabila mereka di tegur karena kebiasaan buruk itu menganggu kita, maka tidak akan ada pernah kata marah apalagi sampai keluar umpatan dan lainnya. Lalu dari mana kita tahu kalau itu bagi orang Saudi adalah kebiasaan buruk? Biasanya mereka suka merujuk fatwa ulamanya. Kalau menurut ulama disini, perbuatan itu adalah haram ataupun makruh, maka apabila orang Saudi tetap melakukan perbuatan itu, mereka tetap menganggap itu adalah perbuatan buruk. Mereka tidak berusaha mencari dalil yang dapat membantah untuk menjadikah itu menjadi perbuatan baik.

Contoh selain merokok adalah soal musik. Ulama Saudi telah menfatwakan bahwa musik adalah haram. Namun tidak dipungkiri bahwa banyak orang Saudi yang tetap mendengarkan musik. Baik dimobil dan dimana saja.  Nah apabila ada orang Saudi memperdengarkan musik, lalu musik itu menganggu kita karena berbagai alasan, maka kita bisa tegur dia untuk menghentikan musiknya dan tidak akan ada marah sama sekali dari yang ditegur.

Sebenarnya, banyak contoh lainnya, namun yang ingin saya garis bawahi bukanlah soal perbuatan yang dianggap buruk disana, tapi adalah sikap orang Saudi terhadap perbuatan yang mereka anggap buruk itu. Walupun mereka tetep lakukan, namun dalam lubuk hati dan pemahaman yang mereka miliki, mereka tahu itu adalah hal buruk. Maka ketika ada yang menegur bahkan menasihati, tidak serta merta marah atau mencari pembenaran. Semoga bermanfaat

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *